Di suatu keluarga bapak ahmad, dia menetapkan sebuah aturan ada seluruh penghuni keluarganya bahwa tepat jam 7 malam semua harus berada di meja makan untuk makan malam dan apabila salah satu anggota keluarga belum datang maka makan malam akan di tunda hingga semua keluarga berkumpul.
Pada saat ke dua anak pak ahmad masih kecil-kecil hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka karena mereka pasti dirumah saat makan malam tiba.
Tapi hal ini mulai terasa berbeda pada saat anak-anak pak ahmad beranjak remaja, yang pastinya keperluan mereka lebih banyak dari pada saat mereka masih kecil.
Mereka menyadari peraturan dari ayahnya ini jadi beban buat mereka, namun karena rasa hormat dan tak tega apabila ayah ibu mereka harus menunggu makan malam hanya karena dirinya terlambat datang, maka setiap anak pak ahmad pun selalu pulang tepat jam 7 malam untuk makan malam.
Saat anak tertua tengah menjalani studi S2 nya yang juga di kota yang sama, sedangkan adiknya tengah menjalani studi S1 juga di kota yang sama, mereka masih tetap berusaha menjalani aturan ayahnya tersebut walau di sela kesibukan studi mereka masing tapi hal ini mulai sangat mengganggu mereka dan mereka merasa sangat terpaksa untuk melakukannya.
Pada suatu malam sang anak tertua memberanikan diri bertanya pada sang ayah akan aturan yang memberatkanya dan adiknya tersebut.
"Ayah sejujurnya saya dan adik sangat keberatan dengan aturan ayah yang mengharuskan kami berkumpul pas jam 7 malam untuk makan malam bersama, sebenarnya apa yang menjadi alasan ayah sehingga membuat peraturan ini padahal ini tidak terjadi pada keluraga lain" tanya si anak tertua.
Dengan sikap bijaksananya pak ahmad menjawab "pastinya kalian tidak merasa kalau ternyata kalian sudah sebesar ini dan siap untuk membina keluarga. Ayah tahu hal ini memberatkan bagi aktivitas kalian, tapi tujuan ayah dengan peraturan ini adalah untuk mempertemukan kita semua setelah kesibukan kita tiap harinya, jika tidak begini bagaimana ayah tahu apa saja yang kamu, adikmu atau ibumu lakukan hari ini, begitu juga dengan kalian bukan. Lalu bagaiamana ayah juga bisa tahu apa yang kalian suka atau benci tanpa berkumpul begini, begitu juga dengan kalian bukan. Ayah tak pernah mau kebersamaan seperti ini hilang hanya karena kesibukan masing-masing hingga melupakan keluarganya dirumah"
Inti pada cerita di atas:
"Pada suatu keluarga walaupun hidup dalam satu rumah bila tidak pernah ada waktu untuk komunikasi yang menjadi rutinitas maka tidak akan pernah terbentuk sebuah kebersamaan"
~dengerin di radio dari psikolog~
0 komentar:
Posting Komentar
Sobat thanks banget uda mau ngebuka blog tak bermutu ini...
Apalagi ditambah kasih komen yang sangat membantu ku memperbaiki blog ini...