Rabbani - Cari Pasangan



liric:
Mari-marilah
Dengarlah ini kisah silam oh kawan
Sangatlah berguna
Moga hidup aman bahagia

Di malam pertama jumpa mertua
Tersintak si jejaka di beritakan
Istrinya tidak sempurna rupa
Anggota lahirnya lumpuh semua
Tiada upaya mengurus diri

Terkejut si jejaka penuh persoalan di hatinya
Mungkinkah sudah jodoh itulah istrinya
Ibanya rasa hati
Namun tetap redha pada takdir

Asalkan punya iman itulah paling penting
Saat-saat berjumpa
Terpesona memandang
Benarkah istrinya Menawan sungguh cantik

Reff :
Cari-cari... carilah
Pasangan hidup betul-betul oh kawan
Bahagia berseri
Rumah tangga akan harmoni

Terhurai dijawablah oleh mertua
Lahirnya tak sempurna kiasan saja
Memberi makna sucinya diri
Wanita sholehah terpelihara
Terharu si jejaka tunduk bersyukur

Jangan mudah percaya harta pangkat dan rupa
Indahnya di mata berawaslah
Rasul sudah bersabda insan punya agama
Akhlaknya mulia fahamilah

d'Z

aku terlalu lelah untuk jalani ini semua
perasaan ini, pikiran ini, dan kenyataan ini
tak pernahkah kau mengerti
kedatanganmu hancurkan ku
rusak semua rencana ku
dan bodohnya kau
aku terima kau dengan lapang dada dan berbangga
kini terlambat sudah untuk ku tinggalkan
oleh karena itu
akan ku perjuangkan kau hingga waktunya tiba
tak peduli hati ini tak ikhlas jalaninya
aku bukan pengecut yang mudah menyerah
dan akan aku selesaikan hubungan ini dengan busung dada

Pentingnya Kebersamaan

Di suatu keluarga bapak ahmad, dia menetapkan sebuah aturan ada seluruh penghuni keluarganya bahwa tepat jam 7 malam semua harus berada di meja makan untuk makan malam dan apabila salah satu anggota keluarga belum datang maka makan malam akan di tunda hingga semua keluarga berkumpul.

Pada saat ke dua anak pak ahmad masih kecil-kecil hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka karena mereka pasti dirumah saat makan malam tiba.

Tapi hal ini mulai terasa berbeda pada saat anak-anak pak ahmad beranjak remaja, yang pastinya keperluan mereka lebih banyak dari pada saat mereka masih kecil.

Mereka menyadari peraturan dari ayahnya ini jadi beban buat mereka, namun karena rasa hormat dan tak tega apabila ayah ibu mereka harus menunggu makan malam hanya karena dirinya terlambat datang, maka setiap anak pak ahmad pun selalu pulang tepat jam 7 malam untuk makan malam.

Saat anak tertua tengah menjalani studi S2 nya yang juga di kota yang sama, sedangkan adiknya tengah menjalani studi S1 juga di kota yang sama, mereka masih tetap berusaha menjalani aturan ayahnya tersebut walau di sela kesibukan studi mereka masing tapi hal ini mulai sangat mengganggu mereka dan mereka merasa sangat terpaksa untuk melakukannya.

Pada suatu malam sang anak tertua memberanikan diri bertanya pada sang ayah akan aturan yang memberatkanya dan adiknya tersebut.

"Ayah sejujurnya saya dan adik sangat keberatan dengan aturan ayah yang mengharuskan kami berkumpul pas jam 7 malam untuk makan malam bersama, sebenarnya apa yang menjadi alasan ayah sehingga membuat peraturan ini padahal ini tidak terjadi pada keluraga lain" tanya si anak tertua.

Dengan sikap bijaksananya pak ahmad menjawab "pastinya kalian tidak merasa kalau ternyata kalian sudah sebesar ini dan siap untuk membina keluarga. Ayah tahu hal ini memberatkan bagi aktivitas kalian, tapi tujuan ayah dengan peraturan ini adalah untuk mempertemukan kita semua setelah kesibukan kita tiap harinya, jika tidak begini bagaimana ayah tahu apa saja yang kamu, adikmu atau ibumu lakukan hari ini, begitu juga dengan kalian bukan. Lalu bagaiamana ayah juga bisa tahu apa yang kalian suka atau benci tanpa berkumpul begini, begitu juga dengan kalian bukan. Ayah tak pernah mau kebersamaan seperti ini hilang hanya karena kesibukan masing-masing hingga melupakan keluarganya dirumah"

Inti pada cerita di atas:
"Pada suatu keluarga walaupun hidup dalam satu rumah bila tidak pernah ada waktu untuk komunikasi yang menjadi rutinitas maka tidak akan pernah terbentuk sebuah kebersamaan"

~dengerin di radio dari psikolog~