cinta laki-laki biasa (TRUE STORY)


Ditulis oleh Farid Ma'ruf di/pada Februari 4th, 2007
Artikel Bebas
30 Juli 2005 - 12:02
Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.
Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!
Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.
Kamu pasti bercanda!
Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.
Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.
Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!
Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.
Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
Nania terkesima.
Kenapa?
Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!
Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!
Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata ‘kenapa’ yang barusan Nania lontarkan.
Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.
Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.
Tapi kenapa?

Semangadh....

believe in your self
there is a strong power
keep it alive
and you can be...
what do you wanna be...


ini dari seseorang yg telah membuat hidupku lbh-lbh berwarna...
makasih...
InsyaAllah i'll do it...

sedikit curhat dlm sujud

jika hidupku terus ku warnai dengan noda..
dapatkah ku nikmati janji-Nya..
kebahagiaan yang kekal di kehidupan selanjutnya...




tatkala malaikat-Mu datang menjemputku...
semoga telah tuntas kewajibanku..
dan dia sapaku dalam sujudku pada-Mu..

lumpuhkan aku.

Jika saja dari awal mataku terpejam,,
Bila mungkin dari dulu mulutku tertutup rapat,,
Andai sejak awal telingaku tak lagi mendengar,,
Serta tangan dan kaki ku mulai lumpuh tak berdaya sejak mula,,
Tak akan ku toreh untai demi untai beban di hidup ini...

Mengapa aku tak bisa...
Aku ingin cacat dalam hidupku...
Aku mau lumpuh...
Aku ingin buta...
Aku harap aku tuli..
Harap ku bisu...

Aku selalu menangis...
Berdoa cacat seumur hidupku...
Cacat pada kekufuran dan kemunafikkan hamba-hambaMu...

Cinta???

Sobat,,
Apakah kau tau cinta??
Cinta yang hiasi hatimu pada lawan jenismu!?

Dosakah cinta??
Jika tidak mengapa sangat memabukkan empunya!?

Ataukah cinta sebuah anugrah??
Jika ya mengapa banyak yang tersesat karenanya!?

Mungkin cinta memang salah??
Tapi mengapa cinta selalu diagungkan dimana-mana!?

Benarkah cinta mempunyai perayaan??
Bukankah ajaran kita hanya punya dua hari raya!?

Apakah cinta merupakan nikmat yang patut disyukuri??
Namun mengapa karenanya banyak yang melupakan cinta padaNya!?

Bilamana jika cinta merupakan sebuah cobaan??
Terus mengapa tak ada yang menyesal karena cinta dan berharap merasakannya lagi!?

Sesungguhnya apa tujuan cinta di setiap hamba??
Bukankah semua kebaikan tidak pernah menjerumuskan!?

Atau mungkin banyak yang terlalu dini mengenal cinta hingga salah mengartikannya!?
Atau mungkin terlalu banyak yang mengenalkan cinta pada masa-masa yang dini!?
Wallahualam...